Minggu, 24 Juli 2011

Home » » 16 Kekeliruan Umum Selama Ramadhan

16 Kekeliruan Umum Selama Ramadhan

Meski Ramadhan adalah bulan ampunan, untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang akan 'menyapa' kita, di bawah ini ada beberapa 16 kekeliruan umum yang sering dialami umat Islam selama Ramadhanimage

Hanya orang yang tidak tahu dan enggan saja yang tidak segera bergegas menyambut bulan suci ini dalam arti yang sebenarnya, lahir maupun batin."Berapa banyak orang yang berpuasa (tapi) tak memperoleh apa-apa daripuasanya selain rasa lapar dan dahaga belaka". (HR. Ibnu Majah &Nasa'i)

Namun, setiap kali usai kita menunaikan ibadah shiyam, nampaknya terasa adasaja yang kurang sempurna dalam pelaksanaannya, semoga poin-poin kesalahan yangacap kali masih terulang dan menghinggapi sebagian besar umat ini dapat memberikita arahan dan panduan agar puasa kita tahun ini, lebih paripurna dan bermakna.1.Merasa sedih, malas, loyo dan tak bergairah menyambut bulan suci Ramadhan

Acapkali perasaan malas segera menyergap mereka yang enggan menahan rasa payahdan penat selama berpuasa. Mereka berasumsi bahwa puasa identik denganistirahat, break dan aktifitas-aktifitas non-produktif lainnya, sehingga iniberefek pada produktifitas kerja yang cenderung menurun. Padahal puasa mendidikkita untuk mampu lebih survive dan lebih memiliki daya tahan yang kuat. Sejarahmencatat bahwa kemenangan-kemenangan besar dalam futuhaat (pembebasan wilayahyang disertai dengan peperangan) yang dilancarkan oleh Rasul dan para sahabat,terjadi di tengah bulan Ramadhan.

Semoga ini menjadi motivator bagi kita semua, agar tidak bermental loyo &malas dan tidak berlindung di balik kata "Aku sedang puasa".2.Berpuasa tapi enggan melaksanakan shalat fardhu lima waktu

Ini penyakit yang --diakui atau tidak-- menghinggapi sebagian umat Islam,mereka mengira bahwa Ramadhan cukup dijalani dengan puasa semata, tanpa maurepot mengiringinya dengan ibadah shalat fardhu. Padahal shalat dan puasatermasuk rangkaian kumulatif (rangkaian yang tak terpisah/satu paket) rukunIslam, sehingga konsekwensinya, bila salah satunya dilalaikan, maka akanberakibat gugurnya predikat "Muslim" dari dirinya.3.Berlebih-lebihan dan boros dalam menyiapkan dan menyantap hidangan berbukaserta sahur

Ini biasanya menimpa sebagian umat yang tak kunjung dewasa dalam menyikapipuasa Ramadhan, kendati telah berpuluh-puluh kali mereka melakoni bulan puasatetapi tetap saja paradigma mereka tentang ibadah puasa tak kunjung berubah.Dalam benak mereka, saat berbuka adalah saat "balas dendam" atassegala keterkekangan yang melilit mereka sepanjang + 12 jam sebelumnya, tingkahmereka tak ubahnya anak berusia 8-10 tahun yang baru belajar puasa kemarinsore.4.Berpuasa tapi juga melakukan ma'siat

Asal makna berpuasa bermakna menahan diri dari segala aktifitas, dalam Islam,ibadah puasa membatasi kita bukan hanya dari aktifitas yang diharamkan di luarRamadhan, bahkan puasa Ramadhan juga membatasi kita dari hal-hal yang halal diluar Ramadhan, seperti; Makan, minum, berhubungan suami-istri di siang hari.

Kesimpulannya, jika yang halal saja kita dibatasi, sudah barang tentu hal yangharam, jelas lebih dilarang.

Sehingga dengan masa training selama sebulan ini akan mendidik kita menahanpandangan liar kita, menahan lisan yang tak jarang lepas kontrol, dsb.

"Barang siapa yang belum mampu meninggalkan perkataan dosa (dusta, ghibah,namimah dll.) dan perbuatan dosa, maka Allah tak membutuhkan puasanya (pahalapuasanya tertolak).5.Sibuk makan sahur sehingga melalaikan shalat shubuh, sibuk berbuka sehinggamelupakan shalat maghrib

Para pelaku poin ini biasanya derivasi daripelaku poin 3, mengapa ? Sebab cara pandang mereka terhadap puasa tak lebihdari ; "Agar badan saya tetap fit dan kuat selama puasa, maka saya harusmakan banyak, minum banyak, tidur banyak sehingga saya tak loyo".Kecenderungan terhadap hak-hak badan yang over (berlebihan).6.Masih tidak merasa malu membuka aurat (khusus wanita muslimah)

Sebenarnya momen Ramadhan bila dijalani dengan segala kerendahan hati, akanmampu menyingkap hijab ketinggian hati dan kesombongan sehingga seorangMuslimah akan mampu menerima segala tuntunan dan tuntutan agama ini dengan hatiyang lapang. Menutup aurat, misalnya, akan lebih mudah direalisasi ketimbang dibulan selain Ramadhan. Mari kita hindari sifat-sifat nifaq yang padaakhir-akhir ini sangat diumbar dan dianggap sah, Ramadhan serba tertutup, saatlepas Ramadhan, lepas pula jilbabnya, inilah sebuah contoh pemahaman agama yangparsial (setengah-setengah), tidak utuh.6.Menghabiskan waktu siang hari puasa dengan tidur berlebihan

Barangkali ini adalah akibat dari pemahaman yang kurang tepat dari sebuah haditsRasul yang berbunyi "Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah"Memang selintas prilaku tidur di siang hari adalah sah dengan pedoman haditsdiatas, namun tidur yang bagaimana yang dimaksud oleh hadits diatas? Tentubukan sekedar tidur yang ditujukan untuk sekedar menghabiskan waktu, menungguwaktu ifthar (berbuka) atau sekedar bermalas-malasan, sehingga tak heran bilasebagian -besar- umat ini bermental loyo saat berpuasa Ramadhan.

Lebih tepat bila hadits diatas difahami dengan; Aktifitas tidur ditengah puasayang berpahala ibadah adalah bila ;

Tidur proporsional tersebut adalah akibat dari letih dan payahnya fisik kitasetelah beraktifitas; Mencari rezeki yang halal, beribadah secara khusyu' dsb.

Tidur proporsional tersebut diniatkan untuk persiapan qiyamullail (menghidupkansaat malam hari dengan ibadah)

Tidur itu diniatkan untuk menghindari aktifitas yang –bila tidak tidur-dikhawatirkan akan melanggar rambu-rambu ibadah Ramadhan, semisal ghibah(menggunjing), menonton acara-acara yang tidak bermanfaat, jalan-jalan untukcuci mata dsb.

Pemahaman hadits diatas nyaris sama dengan pemahaman hadits yang menyatakanbahwa bau mulut orang yang berpuasa lebih harum daripada minyak misk (wangi)disisi Allah, bila difahami selintas maka akan menghasilkan pengamalan haditsyang tidak proporsional, seseorang akan meninggalkan aktifitas gosok gigi dankebersihan mulutnya sepanjang 29 hari karena ingin tercium bau wangi darimulutnya, faktanya bau mulut orang yang berpuasa tetap saja akan tercium kurangsedap karena faktor-faktor alamiyah, adapun bau harum tersebut adalah benaradanya secara maknawi tetapi bukan secara lahiriyah, secara fiqh pun, bersiwakatau gosok gigi saat puasa adalah mubah (diperbolehkan)7.Meninggalkan shalat tarwih tanpa udzur/halangan

Benar bahwa shalat tarawih adalah sunnah tetapi bila dikaji secara lebihseksama niscaya kita akan dapatkan bahwa berpuasa Ramadhan minus shalat tarawihadalah suatu hal yang disayangkan, mengingat amalan sunnah di bulan inidiganjar sama dengan amalan wajib.8.Masih sering meninggalkan shalat fardhu 5 waktu secara berjama'ah tanpaudzur/halangan ( terutama untuk laki-laki muslim )

Hukum shalat fardhu secara berjama'ah di masjid di kalangan para fuqaha' adalahfardhu kifayah, bahkan ada yang berpendapat bahwa hukumnya adalah fardhu 'ain,berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang mengisahkan bahwa beliau rasanya inginmembakar rumah kaum Muslimin yang tidak shalat berjama'ah di masjid, sebagaisebuah ungkapan atas kekecewaan beliau yang dalam atas kengganan umatnya pergike masjid.9.Bersemangat dan sibuk beribadah sunnah selama Ramadhan tetapi setelah Ramadhanberlalu, shalat fardhu limawaktu masih tetap saja dilalaikan

Ini pun contoh dari orang yang tertipu dengan Ramadhan, hanya sedikit lebih beratdibanding poin-poin diatas. Karena mereka Hanya beribadah di bulan Ramadhan,itupun yang sunnah-sunnah saja, semisal shalat tarawih, dan setelah Ramadhanberlalu, berlalu pula ibadah shalat fardhunya.10.Semakin jarang membaca Al Qur'an dan maknanya

11.Semakin jarang bershadaqah

12.Tidak termotivasi untuk banyak berbuat kebajikan

13.Tidak memiliki keinginan di hatinya untuk memburu malam Lailatul Qadar

Poin nomor 8, 10, 11, 12 dan 13 secara umum, adalah indikasi-indikasi kecilnyailmu, minat dan apresiasi yang dimiliki oleh seseorang terhadap bulan Ramadhan,karena semakin besar perhatian dan apresiasi seseorang kepada Ramadhan, makasebesar itu pula ibadah yang dijalankannya selama Ramadhan.14.Biaya belanja & pengeluaran ( konsumtif ) selama bulan Ramadhan lebih besar& lebih tinggi daripada pengeluaran di luar bulan Ramadan (kecuali bilabiaya pengeluaran itu untuk shadaqah)

15.Lebih menyibukkan diri dengan belanja baju baru, camilan & masak-memasakuntuk keperluan hari raya pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan

16.Lebih sibuk memikirkan persiapan hari raya daripada amalan puasa

Mereka lebih sibuk apa yang dipakai di hari raya dibanding memikirkan apakahpuasanya pada tahun ini diterima oleh Allah Ta'aala atau tidak Orang-orang yangbiasanya mengalami poin-poin nomor 14, 15 dan 16 adalah orang-orang yangtertipu oleh "fatamorgana Ramadhan", betapa tidak ? Pada hari-haripuncak Ramadhan, mereka malah menyibukkan diri mereka dan keluarganya denganbelanja ini-itu, substansi puasa yang bermakna menahan diri, justru membongkarjati diri mereka yang sebenarnya, pribadi-pribadi "produk Ramadhan"yang nampak begitu konsumtif, memborong apa saja yang mereka mampu beli. Takterasa ratusan ribu hingga jutaan rupiah mengalir begitu saja, padahal di luarRamadhan, belum tentu mereka lakukan. Semoga sentilan yang menyatakan bahwaorang Islam tidak konsisten dengan agamanya, karena di bulan Ramadhan yangseharusnya bersemangat menahan diri dan berbagi, ternyata malah memupuk semangat konsumerisme dan cenderung boros, dapat menggugah kita dari"fatamorgana Ramadhan".

Semoga Allah menganugerahi kita dengan rahmat-Nya, sehingga mampu menghindarikesalahan-kesalahan yang kerap kali menghinggapi mayoritas umat ini, amin.Hanya dengan keikhlasan, perenungan dan napak tilas Rasul, insya Allah kitamampu meng-up grade (naik kelas) puasa kita, wallaahu a'lam bis shawaab.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Populer

 
Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

mau pinter

membuat blog atau website? klik saja di sini

© Copyright 2011. All Right Reserved by Pondok Pengetahuan | Designed by Free Blogger Templates | Premium Wordpress Themes | Coupons Code | Free Icons