Selasa, 17 Mei 2011

Home » » BISUL YANG ANEH

BISUL YANG ANEH

Tiba-tiba aku dikejutkan oleh perubahan yang terjadi pada diriku. Aku lihat bisul-bisul kecil mulai bermunculan di badanku.
Dan tiap kali aku bertanya kepada teman-teman yang ada disekitarku mereka selalu menjawab “Nggak, aku tidak melihatnya.
Dimana sih ?? Aku jadi semakin bingung. Aku yang salah lihat atau mereka yang tidak melihatnya.
Bahkan ketika hari aku melihat bisul itu mulai mengeluarkan nanah. Tiap kali aku berjumpa dengan teman-temanku aku khawatir bau nanah yang busuk itu akan tercium oleh mereka, eh ?.mereka malah tenang-tenang saja, seakan tidak melihatnya.
Kadangkala aku tanyakan kepada mereka dengan bergurau (tapi serius), “eh kamu bau nggak ?! “Mereka malah menjawab, “bau apa ?! Ah?..kamu belum mandi ya ?..?
Mereka tidak membaunya, mereka tidak melihatnya apakah bisul ini memang hanya mau dilihat olehku saja ?! Sekali waktu karena jengkelnya aku tarik lengan sahabatku dan aku bawa ke depan kaca di kamarku dan aku tunjukkan bisul yang sebesar jagung dipipi kiriku, dia malah tertawa mengatakan aku bergurau dan menghinanya karena kebetulan dia banyak jerawat. Padahal demi Allah aku melihat bisul itu dengan jelas.
Aku ingin barang sekali saja ada orang yang bisa melihat bisul itu dan mengatakan “ya aku melihatnya dan aku mencium baunya yang busuk?..”supaya aku tahu bahwa bisul itu ada, bahwa aku tahu ini adalah penyakit yang memang terjadi pada diriku agar aku tahu bahwa aku harus berobat untuk menyembuhkannya. Tapi betapa sering aku ketemu orang dan sebegitu tidak juga mereka melihatku dengan cara yang aneh yang menunjukkan mereka mengetahui bisul yang ada dimukaku ini. Sekali waktu dalam perjalananku, aku pernah berpapasan dengan orang yang nampaknya tahu akan bisul itu, tapi kenapa dia tidak mau mengatakannya”Mungkin karena aku tidak cukup berani untuk menanyakan kepadanya apakah dia melihat bisulku.
… …
Akhirnya aku menyerah. Karena aku melihat setiap kali aku ribut dengan bisul-bisulku, semakin besar ia jadinya. Maka aku putuskan daripada orang-orang mengatakan aku gila, lebih baik aku nggak keluar kamar dulu. Memang betul … ..beberapa waktu aku tidak keluar kamar eh… .sedikit-sedikit bisul itu semakin mengecil.
Akhirnya, aku putuskan untuk bertemu dengan teman-teman di ta’lim dan mulailah obrolan yang mengasyikkan dengan mereka, tentang perkembangan ta’lim, tentang betapa perasaan kangen karena ketidak munculanku dan tentu saja berita terbaru dari sekelilingku.
Tiba-tiba aku merasakan bajuku menjadi sempit sementara lagi-lagi teman-temanku tenang-tenang saja, seakan mereka tidak melihat badanku yang menjadi gemuk dengan tiba-tiba. Dengan menahan kekalutan akan apa yang tiba-tiba terjadi, aku putuskan untuk pulang kembali ke rumah.
… ..
Senja itu ketika kudapati diriku termenung di depan jendala kamar sambil menikmati matahari terbenam, tiba-tiba kurasakan badanku kembali kecil dan rasanya aku tidak bisa bicara, lidahku kelu tak dapat lagi mengucapkan dzikir yang biasa kubaca sesudah sholat. Tapi bisul itu tak pernah hilang. Dan dia selalu membengkak ketika aku sedang kalut.
Dosa sebagai sesuatu yang samar pada beberapa orang karena tertutupnya kalbu membutuhkan mata yang lain untuk melihatnya. Dosa besar sebagai sesuatu yang nyata dan telah disebutkan dengan jelas nash-nya dalam al Qur’an mungkin sesuatu yang kita boleh jadi bisa langsung melihatnya. Tapi bagaimana dengan dosa2 kecil ?! kadangkala kita melakukannya tapi kita tidak menyadarinya. Ketika kita melihat dengan menggunakan mata yang lain kita dapati ia telah menjadi sebuah borok/bisul dalam diri kita.
Dan karena keterbatasan dan masih kurang percayanya kita dengan apa yang kita lihat (akal kita melakukan justifikasi bahwa itu kan sedikit, itu kan tidak apa-apa, itu kan nggak sengaja dan seterusnya) kita berusaha memastikan dengan menanyakan kepada orang-orang disekeliling kita, apa betul sih ada bisul/dosa2 kecil itu yang telah kita lakukan.
Justifikasi ini tidak akan pernah memuaskan mata yang lain yang melihatnya. Karena boleh jadi lingkungan mengatakan tidak ada apa-apa, nggak salah. Aku nggak melihat itu sebagai dosa. Tapi mata yang lain melihat bisul itu dengan jelas dan itu dipertegas dengan adanya cermin yang kita pakai untuk memastikannya. Justifikasi ini tentunya menunjukkan lingkungan dan teman yang bagaimana yang kita pilih untuk melakukan justifikasi tersebut.
Maka ketika kita melakukan isolasi diri/seklusi sebagai bentuk introspeksi/muhasabah maka kesempatan untuk mengurangi dosa2 kecil itu bisa kita lakukan dan dzikir (lisan/kalbu) yang kita lakukan dalam kesendirian itu bisa menghapus dosa-dosa keci tsb.
Ketika kita telah berinteraksi lagi dengan sekeliling kita sekalipun teman2 dimajelis taklim dosa2 kecil itu bisa saja muncul tanpa kita sadari. Ketika mereka mengatakan kangen nggak ketemu kita, dan kita merasa bangga tiba-tiba terbersit pikiran bahwa kita jadi orang penting nich. Dan itu mereka nggak tahu hanya mata yang lain yang mengetahuinya. Itulah mata hati kita dia melihat tubuh kita yang tiba2 menjadi besar dan dada kita terbusung.
Tapi justru ketika kita melihat senja dalam kesunyian dan tidak mampunya lidah kita mengeluarkan ungkapan dzikir menunjukkan adanya pengakuan hati (yang itu tidak membutuhkan gerakan lidah) kita justru menyadari (lahir batin) akan kebesaran Allah dan inilah yang mampu mengembalikan kita pada posisi kita sebagai manusia “yang tidak lebih hanya hamba sahaya saja.

print this page Print halaman ini

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Populer

 
Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

mau pinter

membuat blog atau website? klik saja di sini

© Copyright 2011. All Right Reserved by Pondok Pengetahuan | Designed by Free Blogger Templates | Premium Wordpress Themes | Coupons Code | Free Icons